Lembah Baliem adalah salah satu lagu terbaik yang pernah dibuat oleh Slank. Lagunya sendiri bermula dari terinsprasinya Slank pada kehidupan bersaja masyarakat suku pedalaman Lembah Baliem, di papua. Karena kejeniusan liriknya, banyak Slankers mencintai lagu ini, sehingga lagu ini adalah lagu wajib yang selalu dinyanyikan Slank pada tiap-tiap live konsernya. Berikut merupakan makna dan lirik lagu Lembah Baliem milik Slank, versi media koranmusik.com.
Daftar isi
Makna Lirik
Makna lagu Lembah Baliem menceritakan tentang seseorang yang selalu merasa bersyukur, bahagia dan penuh cinta, walau ia hidup dalam kesederhanaan, apa adanya dan terkesan terbelakang.
Slank menulis lagu ini, terinspirasi oleh masyarakat suku papua, terutama masyarakat suku papua yang tinggal di Lembah Baliem. Dikatakan lewat liriknya bahwa masyarakat suku papua, kebanyakan hidup dengan damai bahagia, penuh syukur, penuh cinta, selalu gotong royong saling membantu, dan punya sikap kekeluargaan antara satu sama lain.
Biasanya mereka seringkali berkumpul, makan bersama dengan mengadakan acara bakar batu, meski yang dibakar hanya ubi dan daging babi. Terlihat sederhana dan apa adanya, namun disitulah letak esensinya, Karena walaupun mereka hidup sederhana dan apa adanya, mereka tetap merasa bersyukur, bahagia dan penuh cinta.
Namun sayang, segala sukacita dan kebahagiaan yang dirasakan masyarakat suku papua yang tinggal di Lembah Baliem harus terusik. Hal ini terjadi karena hutan tempat mereka tinggal harus rusak, digunduli, dieksploitasi, dan dijadikan lahan tambang, oleh para cukong dan mafia yang tak bertanggung jawab.
Analisis Lirik (per-bait)
Baiklah, diantara kalian pasti bertanya-tanya tentang apa makna mendalam dari lirik lagu Lembah Baliem ini?. Tanpa basa-basi lagi, mari kita analisis bait-bait liriknya secara mendalam, detil dan lengkap.
Aku gak perlu uang ribuan, yang aku mau uang merah cepean
Lembah Baliem yang merupakan tempat tinggal dari Suku Dani, Suku Yali, dan Suku Lani sebenarnya merupakan daerah terpencil. Sehingga membuat harga barang pokok di Papua mahal karena biaya angkut logistik yang mahal. Hal itu karena untuk mendistribusikan barang harus menggunakan pesawat ke daerah-daerah terpencil
Keadaan tersebut, membuat uang didaerah Lembah Baliem seolah tidak ada harganya. Jangankan uang ribuan, uang merah cepean (seratus ribuan) saja, mungkin hanya dapat sekilo beras. Oleh sebab itulah, masyarakat suku disana tak butuh uang. Mereka lebih memilih tukar menukar barang dalam ber-transaksi daripada harus menggunakan uang. Dan tanpa uang, mereka tetap hidup bahagia.
Pesan mendalam yang ingin disampaikan Slank dalam penggalan lirik pertama ini, ingin memberitahukan kita bahwa uang bukanlah segala-galanya. Karena buktinya, masyarakat suku di pedalaman Lembah Baliem tetap hidup penuh rasa syukur, bahagia dan penuh cinta, walau mereka tak punya uang se-peser pun.
Faktanya, uang memang kadangkala tak bisa membeli rasa syukur, tak bisa membeli kebahagiaan, dan tak bisa membeli rasa cinta dalam hati kita. Sehingga percumah saja kita punya banyak uang, kalau kita tak punya syukur, bahagia dan cinta. Hidup kita pasti takkan pernah bahagia. Ingatlah bahwa bahagia bukan milik mereka yang memiliki segalanya, tapi mereka yang bersyukur memiliki hal yang tak bisa dibeli dengan uang.
Aku gak butuh kedudukan, yang penting masih ada lahan tuk makan
Hidup didaerah terpencil, tanpa akses dari pemerintah membuat masyarakat suku di pedalaman Lembah Baliem seolah terisolasi. Memang kadang keadaan tersebut tak bisa diterima, namun juga ada sisi positifnya. Mereka jadi tak tahu dunia yang penuh kemunafikan ini, dimana orang berlomba dan bersikut-sikutan demi mendapatkan sebuah kedudukan.
Bagi mereka kedudukan itu apa, mereka sendiri mungkin juga tidak tahu. Setahu mereka yang penting masih ada lahan tuk makan, saling tolong menolong dan membantu, semua itu sudah membuat hidup mereka jadi bahagia.
Lewat lirik ini Slank seolah berpesan pada kita bahwa menjadi manusia yang damai, bahagia, penuh cinta, pokoknya asalkan bisa makan saja, itu lebih baik daripada kita menjadi manusia dengan kedudukan tinggi, tapi hanya mementingkan diri sendiri. Pangkat dan kedudukan memang sesuatu yang sangat tidak asing lagi dalam kehidupan manusia. namun kadang semua itu membuat seseorang lupa segalanya bahkan juga mau melakukan apa saja dan menghalalkan segala cara untuk mendapatnya.
Asal ada babi untuk di panggang, asal banyak ubi untuk ku makan
Aku cukup senang, aku cukup senang, dan aku pun tenang
Masyarakat suku papua, kebanyakan hidup dengan damai bahagia, penuh syukur, penuh cinta, selalu gotong royong saling membantu, dan punya sikap kekeluargaan antara satu sama lain. Biasanya mereka seringkali berkumpul, makan bersama dengan mengadakan acara bakar batu, meski yang dibakar hanya ubi dan daging babi. Terlihat sederhana dan apa adanya, namun disitulah letak esensinya, Karena walaupun mereka hidup sederhana dan apa adanya, mereka tetap merasa bersyukur, bahagia dan penuh cinta.
Aku gak ngerti ada banyak tambang, yang aku tahu banyak hutan yang hilang
Namun sayang, segala sukacita dan kebahagiaan yang dirasakan masyarakat suku papua yang tinggal di Lembah Baliem harus terusik. Hal ini terjadi karena hutan tempat mereka tinggal harus rusak, karena digunduli, dieksploitasi, dan dijadikan lahan tambang, oleh para cukong dan mafia yang tak bertanggung jawab.
Kita tahu, bahwa Papua memang terkenal dengan komoditas kayu dan tambang emasnya. Dan cukong yang serakah itu, dengan tega nya menebang hutan, demi mendapatkan apa yang mereka mau, tanpa pernah memikirkan perasaan masyarakat suku pedalaman Lembah Baliem.
Aku gak perduli banyak nada sumbang, kita orang ini dianggap terbelakang
Melihat kekayaan alam yang mereka miliki dicuri oleh cukong-cukong yang tak bertanggung jawab, membuat masyarakat papuan menjadi murka dan marah. Mereka kemudian menyuarakan keadilan dengan lantang, dan menuntut hak-hak mereka. Namun sayang, segala upaya mereka hanya dianggap sebagai 'nada sumbang', tak ada seorangpun yang mau mendengar, bahkan pemerintah pun tak mau mendengar.
Inilah ironi di negeri sendiri, dimana rakyat kecil hanya dianggap remeh oleh pemerintah, dimana rakyat kecil selalu ditindas dan selalu dianggap sebagai orang bodoh yang terbelakang. Lewat lirik ini, Slank selalu berharap bahwa keadilan dapat tercipta di tanah papua yang punya keanekaragaman suku dan budaya yang tiada habisnya.
Kesimpulan
Setelah kita analisis bait-bait liriknya secara mendalam, lirik lagu Lembah Baliem menceritakan tentang segala sukacita dan kebahagiaan yang dirasakan masyarakat suku papua. Namun segala rasa itu harus terenggut karena hutan dan rumah tempat mereka tinggal selalu di rusak, dieksplotasi oleh para cuko-cukong yang tak bertanggung jawab.
Melihat kekayaan alam yang mereka miliki dicuri oleh cukong-cukonng yang tak bertanggung jawab, membuat masyarakat papua menjadi murka dan marah. Mereka kemudian menyuarakan keadilan dengan lantang, dan menuntut hak-hak mereka. Namun sayang, segala upaya mereka hanya dianggap sebagai 'nada sumbang' oleh banyak orang terutama pemerintah.
Lewat lagu ini, Slank berusaha menyampaikan pada pendengarnya bahwa masyarakat papua dengan segala kekurangannya, apa adanya, mereka selalu hidup penuh dengan kebahagiaan, damai, bahagia, penuh cinta. Hal ini menjadikan masyarakat suku papua sebagai manusia yang benar-benar baik dan bermartabat, jika dibandingkan dengan cukong-cukong yang serakah dan tak punya rasa puas.
Berbeda dengan cukong-cukong yang selalu menomor satukan uang dan materi, masyarakat papua selalu berpandangan bahwa sejatinya, rasa syukur, bahagia maupun cinta itu tak bisa dibeli dengan nominal berapa pun dan juga tak bisa ditukar dengan kedudukan setinggi apapun.
Ingatlah bahwa bahagia bukan milik mereka yang memiliki segalanya, tapi mereka yang bersyukur memiliki hal yang tak bisa dibeli dengan uang atau kedudukan. Lagu yang sungguh luar biasa.
Lirik Lagu
[Verse 1]
Aku gak perlu uang ribuan
Yang aku mau uang merah cepe'an
Aku gak butuh kedudukan
Yang penting masih ada lahan 'tuk makan
[Pre-chorus]
Asal ada babi untuk di panggang
Asal banyak ubi untuk ku makan
Aku cukup senang... aku cukup senang
Dan akupun tenang
[Verse 2]
Aku gak ngerti ada banyak tambang
Yang aku tahu banyak hutan yang hilang
Aku gak perduli banyak nada sumbang
Kita orang ini dianggap terbelakang
[Pre-chorus]
Asal ada babi untuk di panggang
Asal banyak ubi untuk ku makan
Aku cukup senang... aku cukup senang
Dan akupun tenang
[Chorus/Reff]
Hei... yamko rambe yamko...aronawa... ombe
Hei... yamko rambe yamko...aronawa... ombe
Hei ngino kibe kumbano kumbu beko
Yumano kumbu awe ade
Musik dan Video Klip
Informasi Lirik
Artis / penyanyi: Slank
Dirilis: 18 Oktober 2019
Album: Virus (2001)
Genre: Indonesian Indie, Rock, Alternative Rock
Label / Lisensi: Slank Records, Virgo Ramayana Records, ProGram, Universal Music Indonesia
Penulis lagu: Bimbim, Kaka